Tips Menghilangkan Sariawan Dengan Tanaman
Label: sariawan, tanaman. Dibaca: 13414 kali. Facebook Share:
7.Twitter Share: 6. Rating: ♥
Terbaru: DechaCare.com API
Akse ke DechaCare.com API bagi developer website informasi
kesehatan.
Dokumentasi DechaCare.com API selengkapnya.
Anggota DechaCare.com
Daftar sekarang (GRATIS)
Daftarkan email Anda, selanjutnya DechaCare.com hanya akan
mengirimkan informasi pilihan Anda ke email Anda.
Informasi selengkapnya...
Sariawan memang bukan penyakit mematikan. Namun, kalau penyakit ini
hinggap di mulut, kita jadi sengsara. Untuk mengusirnya, bisa minta bantuan
beberapa jenis tanaman yang mudah ditemukan di sekitar kita.
Mulut terasa nyeri, tak nyaman, dan di dalamnya muncul luka-luka
menganga. Kalau kondisinya sudah begini, makan jadi tak enak, bicara pun jadi
setengah 'pelo'. Itulah akibat ulah seriawan.
Lebih celaka lagi, bila penyakit rongga di mulut ini menimbulkan
komplikasi berupa selulitis (radang sel) mulut akibat infeksi bakteri sekunder
seriawan, infeksi dental (abses gigi), kanker mulut.
Gejala yang muncul akibat seriawan (atau sering juga disebut
sariawan) sebenarnya bisa saja dicegah dengan menjaga kesehatan mulut. Kalau
sudah kena, biasanya dilakukan pengobatan dengan preparat antihistamin, antacids,
kortikosteroid, atau preparat penyejuk lainnya. Selain itu, juga hindari
makanan panas dan pedas yang sering menambah nyeri "borok" di mulut
tadi.
Daya bunuhnya 5 kali lipat
Dalam ilmu pengobatan tradisional atau alami, dikenal beberapa
jenis tanaman yang sering disebut-sebut mampu menyembuhkan seriawan. Sebut saja
daun sirih, daun saga telik, batang buah jambu mete, buah ketimun, dan nira
aren.
Tanaman tersebut bisa dijadikan obat tunggal. Bisa pula
digabungkan, seperti yang telah digunakan sebagai bahan dasar obat seriawan
yang telah dijual bebas. Obat tersebut berbahan dasar daun saga telik, daun
sirih, dan kulit kayu manis.
Kalau mau praktis, membeli obat tersebut memang tepat. Namun,
seandainya di pekarangan kita tumbuh tanaman-tanaman yang memiliki kemampuan
menyembuhkan seriawan, tentu lebih praktis bila membuat sendiri. Tinggal petik,
diolah menjadi obat, lalu digunakan. Tak perlu lagi repot-repot tancap gas atau
naik angkutan umum.
Sebut saja sekarang di halaman rumah tumbuh tanaman sirih (Piper
betle L). Untuk menjadikannya obat, kita bisa mengunyah satu sampai dua lembar
daun ini sampai lumat. Hasil lumatan dibiarkan beberapa saat dalam mulut, lalu
ampasnya dibuang. Atau, berkumur dengan air godokannya. Kalau mau, airnya boleh
ditelan. Dalam sehari bisa dilakukan satu sampai dua kali.
Tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka, dan Malaysia ini telah
dikenal sejak tahun 600 SM. Pada daunnya yang berbentuk bulat telur melebar,
elips melonjong, atau bulat telur melonjong dengan pangkal berbentuk seperti
jantung dan ujung meruncing pendek ini, terkandung minyak atsiri yang dapat
menguap.
Di antaranya yang terbesar chavicol dan betlephenol. Aroma khas
dari daun dan minyak sirih itu gara-gara kandungan chavicol tadi. Senyawa ini
memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya bisa sampai 5 kali
lipat fenol biasa.
Daun berukuran panjang 6 - 17,5 cm dan lebar 3,5 - 10 cm ini juga
mengandung allylrocatechol, cineole, caryophyllene, menthone, eugenol, dan
methyl ether. Bahkan, ia berisikan vitamin C dan alkaloid arakene yang
khasiatnya sama dengan kokain. Beberapa tulisan ilmiah juga menyebutkan, daun
sirih mengandung enzim diastase, gula dan tanin. Namun, daun muda mengandung
diastase, gula dan minyak atsiri lebih banyak ketimbang yang tua. Sementara,
taninnya relatif sama.
Senyawa yang membuat daun sirih mampu meredam seriawan memang belum
terlacak. Yang pasti, dalam beberapa buku kuno India dan Yunani, seperti
dikutip Darwis S.N., disebutkan daun yang merupakan bahan utama menginang ini
memiliki sifat styptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka
kulit), stomachic (obat saluran pencernaan), menguatkan gigi, dan membersihkan
tenggorokan.
Ada pula yang menyatakan daun sirih selain memiliki kemampuan
antiseptik, juga mempunyai kekuatan sebagai antioksidasi dan fungisida. Minyak
atsiri dan ekstraknya pun mampu melawan beberapa bakteri gram + dan gram -.
Bisa jadi di antara kemampuan itulah yang membuat penyakit seriawan tidak betah
bertahan.
Saat ini di samping dijadikan salah satu bahan obat seriawan, daun
sirih juga digunakan pada kelompok obat saluran pencernaan, sebagai
ekspektoran, dan kelompok obat mulut dan gigi pada umumnya. Khusus
penggunaannya dalam kelompok obat mulut dan gigi, bisa jadi merupakan hasil
penelitian ilmiah berdasarkan pengalaman empiris masyarakat yang menggunakannya
sebagai obat sakit gigi, peradangan atau pembengkakan gusi, abses rongga mulut,
obat luka akibat pencabutan gigi, atau sebagai penghilang bau mulut. Tentu
saja, termasuk juga sebagai obat seriawan.
Bisa ditelan
Dalam mengusir si seriawan, sirih bisa juga dipasangkan dengan daun
saga telik atau saga areuy (Abrus precatorius .). Dengan memberi teman pada
sirih diharapkan daya gempur terhadap seriawan semakin kuat. Sebab, menurut
pengalaman dan hasil penelitian, daun saga pun punya kemampuan seperti daun
sirih.
Karenanya, kalau mau menggunakan daun saga telik saja juga bisa.
Daun tanaman setengah belukar yang melilit ke kiri dan merambat hingga bisa
mencapai ketinggian 5 m bila tidak dipangkas ini, memang termasuk bahan obat
seriawan yang bisa menyembuhkan dengan cepat dan aman.
Pemanfaatannya bisa dengan beberapa cara. Di antaranya dengan
mengunyah daunnya satu atau dua kali sehari hingga sembuh. Jumlah yang dikunyah
ya secukupnya saja. Bisa pula dengan berkumur air godokannya bersama daun
sirih.
Atau, dengan meminum air rebusannya. Caranya, dengan merebus 2 ons
daun saga dalam 2 l air hingga airnya tinggal setengahnya. Air rebusan inilah
yang digunakan untuk berkumur dan ditelan. Rasanya mula-mula pahit, tapi
kemudian rasa ini berubah menjadi manis macam kayu manis. Ramuan ini bisa pula
diberi potongan kayu manis secukupnya.
Menurut Chiang dkk. (1983), seperti dikutip O. Udin S.D. dari Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, daun tanaman merambat yang berbiji
sebesar kacang kedelai berwarna merah berbintik hitam ini mengandung
abruslactone A., methyl abrusgenate, dan abrusgenic acid.
Sementara, bukti tertulis lain menyebutkan daun tanaman yang dalam
daftar prioritas WHO dinyatakan sebagai tanaman obat terbanyak digunakan di
dunia ini mengandung glycyrhizin (glisirisin). Kadarnya tak kurang dari 15%.
Kurang jelas, apakah asam organik lembut ini yang mampu melawan seriawan atau
senyawa lain. Yang pasti, masyarakat telah memanfaatkan daun yang ukurannya
mirip daun asam ini sejak lama dan terbukti mampu mengusir "borok"
kecil dalam mulut.
Awas, kena getahnya!
Meski tak sepopuler sirih dan saga telik, jambu mete (Anacardium
occidentale L.), yang sering pula disebut jambu monyet karena buahnya yang
menyerupai kepala monyet, ternyata juga cukup mujarab menyembuhkan seriawan.
Tapi yang dimanfaatkan bukan buahnya, melainkan tangkai buah yang sudah masak.
Tangkai buah, yang sering juga disebut buah semu, membengkak
menyerupai buah pir atau jambu air karena mengandung saribuah dalam jumlah
banyak. Bagian ini sering kali digunakan sebagai salah satu bahan rujak. Atau,
dimakan sendiri, sembari ngerumpi setelah makan siang, dengan dicocoli sedikit
garam. Hati-hati, jangan terpilih yang muda. Buah semu muda masih banyak
mengandung getah yang bisa bikin kulit meradang.
Sebaliknya, buah semu jambu mete yang sudah masak mengandung
vitamin C dalam jumlah amat banyak. Kandungannya bisa mencapai 180 mg/100 g.
Vitamin C yang pekat ini bersifat astringen (menciutkan) luka seriawan,
sehingga kadang-kadang dipakai mempercepat penyembuhan seriawan.
Cara memanfaatkannya adalah dengan memakannya seperti buah biasa.
Atau, bisa pula seperti yang dilakukan orang Ternate tempo dulu, yakni berkumur
dengan air perasannya. Namun, sebaiknya jangan diminum, sebab rasa asam dan
vitamin C-nya yang pekat bisa bikin mulas bila perut tak tahan.
Timun (Cucumis sativus L.), yang sering ditemani tangkai buah jambu
monyet saat dirujak, diam-diam juga bisa menyaingi sang teman dalam
menyembuhkan seriawan. Dengan memakannya setiap hari dalam jumlah cukup banyak,
niscaya buah yang memberi rasa dingin di rongga mulut ini mampu meredam
"panas"-nya seriawan. Kali ini memakannya tentu saja tanpa bumbu
rujak atau sambal terasi, supaya mulut tidak malah jadi "terbakar".
Seperti dikutip K. Heyne, Voderman dalam Tijdschr. v. Inl.
Geneeskundigen 1895 mengaku menyaksikan penderita seriawan, yang berusaha
berobat ke Eropa dengan hasil sia-sia. Bahkan, mereka menjadi kekurangan darah.
Mereka akhirnya sembuh sempurna setelah setiap hari memakan sembilan buah
ketimun selama beberapa bulan sembari melakukan diet ketat terhadap susu,
telur, dan anggur.
Sayangnya, senyawa yang dikandung buah yang sangat berair, terutama
yang mampu menendang seriawan, belum diketahui akibat sangat langkanya
penelitian yang dilakukan.
Sementara itu, nira aren (Arenga pinnata Merr.), yang oleh orang
Jawa disebut legen, pun ternyata menurut data empiris bisa mengobati seriawan.
K. Heyne mengutip pernyataan Harloff dalam het Geneeskundig Tijdschr. dl I
halamam 385 menyatakan nira aren bisa mengobati seriawan dengan hasil yang
sering kali menakjubkan.
Untuk itu, penderita mesti minum legen ini tiga gelas setiap hari
hingga sembuh. Lagi-lagi, senyawa apa yang menyebabkan kesembuhan seriawan tadi
belum terungkap. Yang pasti, cairan yang diperoleh dari tandan bunga jantan
pohon aren setelah diiris dan diberi perlakuan fisik ini mengandung kadar gula
cukup tinggi, sehingga tidak baik bagi penderita diabetes.
Masih banyak lagi tanaman yang disebut-sebut punya khasiat
antiseriawan. Namun, penelitian ke arah itu nampaknya masih belum menarik bagi
banyak peneliti. Hal itu nampak dari sangat langkanya hasil penelitian yang
bisa dijadikan rujukan.
Untuk sementara, tak ada salahnya mencoba tanaman-tanaman anti
seriawan di atas. Selama batasan-batasan pemakaiannya diperhatikan, pengaruh
buruk bagi seseorang yang bersamaan waktunya menderita penyakit tertentu bisa
dieliminir. Makan jadi enak, bicara pun tak pelo lagi.
http://www.dechacare.com/Tips-Menghilangkan-Sariawan-Dengan-Tanaman-I487.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar