KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan kita dan senanantiasa meridhai amal ibadah kita. Kesejahteraan dan
keselamatan semoga senatiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Makalah Profil Usaha ini
adalah salah satu pelajaran yang tercantum dalam mata kuliah ”Kewirausahan”.
Dimana didalam makalah ini terdapat banyak pelajaran tentang bentuk-bentuk
wirausaha,dan maksudnya seperti apa.
Akan tetapi didalam penyusunan
mekalah pembahasan tentang profil wirausaha ini tidak terlepas kami menyadari
bahwa terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan dalam materi yang tersaji
dalam makalah ini. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis akan
merasa sangat berterima ksaih kepada pembaca atau dosen yang mau memberikan
masukan positif atau bahkan kritikan yang konstruktif.
Akhirnya, hanya Allah jualah yang
dapat memberikan balasan yang setimpal terhadap amal baik kita. Semoga amal
ibadah dan kerja kita, senantiasa mendapat ridha dan ampunann dari-Nya. Amin ….
DAFTAR ISI
.
KATA
PENGANTAR …………………………………………………. I
DAFTAR ISI …………………………………………………………II
BAB I. PROFIL WIRAUSAHA ……………………………………… 1
1.
Pengertianya
……………………………………………….. 1
2.
Macam- macam wirausaha …………………………………. 2
a.
Wirausaha perempuan ………………………………….. 1
b.
Wirausaha minoritas ……………………………………. 2
c.
Wirausaha imigran ……………………………………... 3
d.
Wirausaha paruh waktu ………………………………… 4
e.
Wirausaha di rumah …………………………………….. 5
f.
Bisnis keluaraga …………………………………………. 6
g.
Copreneurs
……………………………………………… 7
3.
Bagian-bagian profilnya …………………………………… 3
BAB II.
JENIS-JENIS WIRAUSAHA …………………………………. 2
1.
Usaha kecil dan menengah …………………………………… 1
BAB I
PROFIL WIRAUSAHA
Wirausaha adalah Orang / kelompok
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru
v
Beberapa macam-macam profil wirausaha:
1. Woman Entrepreneur/
Wirausahawan Perempuan.
Banyak wanita yang terjun dalam bidang bisnis dengan alasan mau menekuni bidang seperti ingin memperlihatkan kemampuan kinerjanya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaannya.
Banyak wanita yang terjun dalam bidang bisnis dengan alasan mau menekuni bidang seperti ingin memperlihatkan kemampuan kinerjanya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaannya.
2. Minority Entrepreneur/ Wirausahawan minoritas.
Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja di bidang pemerintahan. Mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga giat mengembangkan bisnis.
3. Immigrant Entrepreneurs/ Wirausahawan imigran
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit memperoleh pekerjaan formal. Mereka lebih leluasa mencari pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.
4. Part Time Entrepreneurs/ Wirausahawan paruh waktu
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seseorang pegawai mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan suatu hobi yang menarik. Apabila bisnis ini lebih maju, pegawai itu berhenti dari pegawai dan beralih profesi kebisnis yang disenangi yang merupakan hobinya.
5. Home Based Entrepreneur/ Wirausahawan di Rumah
Banyak ibu-ibu yang memulai kegiatan bisnis rumah tangga, misalnya ibu-ibu pandai membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko di sekitar tempat tinggalnya. Usaha tersebut makin lama makin maju. Juga usaha catering yang dimulai dari rumah tangga yang hobi memasak, kemudian usaha tersebut berkembang melayani pesanan untuk pesta.
6. Family Owned Business/ Bisnis Keluarga,
Suatu bisnis yang melbatkan dua atau lebih angggota keluarga yang mengendalikan keuangan perusahaan.
Sebuah keluarga
membuka berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin usaha keluarga yang telah
dirintis oleh bapaknya, setelah maju dibuka cabang baru yang dikelola oleh ibu.
Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain yang mungkin jenis
usaha berbeda atau lokasinya berbeda. Usaha ini dikembangkan dan dikelola oleh
anak-anaknya.
7. COPRENEURS
adalah pasangan
kewirausahaan yang bekerja sama sebagai co-pemilik bisnis mereka, pembagian
pekerjaan didasarkan atas keahlian masing-masing orang sekaligus
pertanggungjawaban produk/ divisi.
v
Adapun profil wirausahawan sebagai berikut :
Ø
Mengejar Prestasi
Wirausahawan
bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk itu mereka lebih memili bekerja dengan pakar
ketika menghadapi problema dan cendrung untuk berfikir cermat serta berfokus
pada visi jangka panjang tentang bisnis.
Ø
Berani Mengambil Resiko
Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan
memperhitungkan besar kecilnya resiko. Mereka menyadari bahwa prestasi yang
lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai
konsekuensi terwujudnya tujuan.
Ø
Mampu Memecahkan Masalah
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara
alami dan pada umumnya lebih cepat mengidentifikasikan permasalahan yang perlu
diatasi.
Ø
Rendah Hati
Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambing-lambang keberhasilan
yang di luar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang,namun
mereka menolak apabila pujian yang ditujukan kepada mereka.
Ø
Bersemangat
Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat.
Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang lain
ketika merintis usaha.
Ø
Memiliki
Rasa Percaya Diri
Wirausahawan adalah orang yang memilki percaya diri yang sangat tinggi
dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuannya. Mereka berfikir bahwa tindakan
mereka akan mampu mengubah kejadian dan percaya bahwa mereka adalah pemimpin
bagi mnereka sendiri.
Ø
Menghidari
Sifat Ceneng
Wirausahawan
senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk pribadi mandiri sehingga
sering kali mengalami kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental
dengan konsekuensi kurang terjalinya hubungan akrab dengan kawan atau anggota
keluarga.
Ø
Mencari Kepuasaan Diri
Karena
Wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan prestasi diri, mereka
sering kali kurang berminat tehadap struktur organisasi. Mereka mengabaikan
aktivitas manjemen organisasi tradisional sehingga pada umunya mereka mengalami
kesulitan dengan waktu kerja apabila bekerja untuk suatu perusahaan.
BAB II
Jenis-jenis Profil Wirausaha
Usaha
Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah
yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang
berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang
usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Kriteria
usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) 3. Milik Warga Negara
Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang
perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang
berbadan hukum, termasuk koperasi.
v PROFIL DAN SEBARAN USAHA KECIL
Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia.;
a. Definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9
tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki
hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta
(Sudisman & Sari, 1996: 5). b.
Menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan
industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri
berdasrakan jumlah pekerjanya, yaitu:
1)
industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang,
2)
industri kecil dengan pekerja 5-19 orang,
3)
industri menengah dengan pekerja 20-99 orang,
4) industri besar dengan
pekerja100orang atau lebih(BPS,1999:250).
Kendati beberapa
definisi mengenai usaha kecil namun agaknya usaha kecil mempunyai karakteristik
yang hampir seragam,yaitu:
1.Tidak adanya
pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan
industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik
sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga
dan kerabat dekatnya. Data BPS (1994) menunjukkan hingga saat ini jumlah
pengusaha kecil telah mencapai 34,316 juta orang yang meliputi 15, 635 juta
pengusaha kecil mandiri (tanpa menggunakan tenaga kerja lain), 18,227 juta
orang pengusaha kecil yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri
serta 54 ribu orang pengusaha kecil yang memiliki tenaga kerja tetap.
2.Rendahnya
akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka
cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber
lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
3.Sebagian besar
usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum. Menurut
catatan BPS (1994),dari jumlah perusahaan kecil sebanyak sebanyak 124.990,
ternyata 90,6 persen merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta
notaris; 4,7 persen tergolong perusahaan perorangan berakta notaris; dan hanya
1,7 persen yang sudah mempunyai badan hukum (PT/NV, CV, Firma, atau Koperasi).
4. dilihat
menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian dari seluruh
industri kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan, minuman dan
tembakau (ISIC31), diikuti oleh kelompok industri barang galian bukan logam
(ISIC36), industri tekstil (ISIC32), dan industri kayu,bambu, rotan, rumput dan
sejenisnya termasuk perabotan rumahtangga (ISIC33) masing-masing berkisar
antara 21% hingga 22% dari seluruh industri kecil yang ada. Sedangkan yang
bergerak pada kelompok usaha industri kertas (34) dan kimia (35) relatif masih sangat
sedikit sekali yaitu kurang dari 1%.
Tabel 2
menunjukkan bahwa industri kecil dan rumah tangga (IKRT) memiliki peranan yang
cukup besar dalam industri manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan
daya serap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah pada tahun
1990.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Dennis (1982), "Small Industry in Developing
Countries", World Development, November.
Harianto, Farid (1996), "Study on Subcontracting in Indonesian
Domestic Firms", dalam Mari Pangestu (ed.), Small-Scale Business
Development and Competition Policy, CSIS, Jakarta.
Prof.
Dr. MA’SUD MACHFOEDZ, M.B.A :”Kewirausahaan,
metode, manajemen, dan implementasinya” guru
besar Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar