Komunikasi
Inovasi dalam Perspektif Komunikasi Pembangunan
Oleh M.awaludin
I. PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Dalam penyelenggaraan pembangunan,
diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi efektif dan
memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu
perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen
masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif,
konsultatif dan relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan
optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan.
Apalagi proses pembangunan ke depan cenderung akan semakin mengurangi peran
pemerintah, seiring semakin besarnya peran masyarakat.
Konsep
komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi
intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka
membangun kemitraan untuk mempengaruhi kebijakan publik sebelum diputuskan.
Berbagai kelompok yang perlu dilibatkan dalam kemitraan antara lain Perguruan
Tinggi, LSM, pers dan berbagai elemen pendukung pembangunan lainnya. Agar
komunikasi pembangunan berjalan dengan efektif, maka diperlukan suatu pusat
komunikasi yang menjadi rujukan dari pelaku-pelaku pembangunan maupun
pihak-pihak yang berkompeten dalam penyelenggaraan pembangunan untuk memperoleh
informasi dan koordinasi pembangunan secara terpadu.
Uraian
di atas sesuai dengan pengertian komunikasi pembangunan yang dikemukakan oleh
beberapa sumber, antara lain:
· Aplikasi komunikasi dalam program
pembangunan (Andi Faisal Bakti. Communication and Family Planning Islam in
Indonesia, South Sulawesi Muslim Perseptions of Global Development Program.
Jakarta: Seri INIS XLV, 2004).
· Strategi yang menekankan pada
perlunya sosialisasi pembangunan kepada para pelaku pembangunan daerah dan
masyarakat secara umum melalui berbagai media strategis. Penggunaan media-media
strategis tersebut sangat disesuaikan dengan karakteristik khalayak sasaran
yang berkepentingan dengan informasi pembangunan daerah (Rosalita Bekti
dalam Pranata Pusat Komunikasi Pembangunan Daerah, Bangda Depdagri).
· Suatu cabang teori atau praktek
komunikasi yang mempunyai kaitan dengan penerapan pengertian yang mendalam dari
teori komunikasi untuk menunjuk permasalahan pengembangan dan modernisasi.
Tujuannya yaitu menemukan strategi untuk mengerahkan orang-orang dan sebagai
konsekwensi sumber daya, untuk tujuan pengembangan (The Free Encyclopedia.
Development communication.
http://en.wikipedia.org/wiki/Development_communication).
· Proses penyebaran pesan oleh
seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat,
dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan
batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat
(Onong Uchjana Effendy)
· Suatu wilayah yang luas untuk
menemukan pendekatan dari seseorang kepada khalayak dari berbagai ideologi
dengan pendekatan metodologis, dengan menggarisbawahi pentingnya penekanan
interaktif dan proses partisipasi untuk perluasan informasi dari masyarakat
yang sedang berproses (Guy Bassette dalam Development communication.
http://web.idrc.ca)
· Komunikasi yang berdampak langsung
pada hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan untuk mencapai tujuan-tujuan
dalam pembangunan itu (http://www.commit.com/interac.html)
· Usaha-usaha terorganisir menggunakan
proses komunikasi dan media untuk membawa kemajuan sosial dan ekonomi, umumnya
di negara-negara berkembang (http//:www.museum.tv/archives).
· Usaha yang terorganisir untuk
menngunakan proses komunikasi dan media dalam meningkatkan taraf sosial dan
ekonomi, yang secara umum berlangsung dalam negara sedang berkembang (Peterson
dalam Dila).
Berdasarkan pandangan dan kenyataan
yang berkembang, dapat dirangkum dalam dua perspektif pengertian:
1.
Dalam arti luas
Melibatkan masalah yang luas:
komunikasi politik, komunikasi sosial-budaya, dan kebijakan komunikasi.
Komunikasi pembangunan dalam arti luas meliputi peran dan fungsi komunikasi
sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara
masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembangunan.
2.
Dalam arti sempit
Dalam arti sempit pengertian
komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan
dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai
pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami,
menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.
Dalam konteks ini kompem dilihat
sebagai rangkaian usaha mengomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar
mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis,
promosi, evaluasi, dan teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan. Pengertian
ini tercermin dalam sejumlah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh berbagai
badan, dan lembaga yang bersifat lokal, nasional maupun internasional dalam
menyebarkan gagasan pembangunan kepada khalayak ramai.
Menurut Academy Educational
Development, komunikasi pembangunan selama ini selalu bersifat elektrik
atau merupakan kumpulan dari berbagai disiplin ilmu: desain instruksional,
jurnalisme, periklanan, pemasaran, teknik, psikologi bahavioral, antropologi,
teater dan seni visual untuk memproduksi program komunikasi.
3. Konsep lain Komunikasi
Pembangunan
Komunikasi pembangunan merupakan
disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara yang sedang
berkembang, terutama komunikasi untuk perubahan sosial yang terencana.
Komunikasi pembangunan bertujuan untuk meningkatkan pembangunan manusia yang
berarti menghapuskan kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan (Quebral
dan Gomes dalam Development of Communication: Some Implications: 1971).
Hal utama yang dilakukan komunikasi
pembangunan:
§ Membuka pemahaman
§ Wawasan berpikir
§ Pengayaan pengetahuan dan
keterampilan
§ Pemberdayaan masyarakat secara
menyeluruh
Tiga aspek komunikasi dan
pembangunan yang saling berkaitan:
- Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalah yang mneyangkut struktur organisasional dan kepemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk studi ini digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat umum.
- Pendekatan yang lebih spesifik memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional. Menurut pendekatan ini, media massa sebagai pendidik atau guru, dan idenya adalah bagaimana media massa dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan kepada masyarakat berbagai keterampilan, dan dalam kondisi tertentu memengaruhi sikap mental dan perilaku mereka. Persoalan utama pendekatan ini, bagaimana media dapat dipakai secara efisien untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa.
- Pendekatan yang berorintasi pada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa. Pendekatan ini berkonsentrasi pada bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai dalam menyebarkan ide-ide, produk dan cara-cara baru di suatu desa atau wilayah.
Pembangunan
pada dasarnya minimal melibatkan tiga komponen:
-
Komunikator : aparat pemerintah atau masyarakat
-
Pesan pembangunan: Program-program pembangunan
-
Komunikan : masyarakat luas yang menjadi sasaran (desa/kota)
Dari
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi pembangunan
merupakan suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan
kepada para pelaku pembangunan berupa penyebaran pesan oleh seseorang atau
sekelompok kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam
rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah untuk mencapai
tujuan pembangunan yang manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh
rakyat.
Dari
kesimpulan itu dapat ditarik benang merah bahwa komunikasi pembangunan menganut
prinsip-prinsip modernisasi dalam pembangunan, dengan tidak lagi memposisikan
pemerintah lebih tinggi daripada rakyat yang hanya membentuk pola komunikasi
top down. Karena di negara yang menganut sistem politik terbuka, sebagaimana
yang menjadi tuntutan dan cita-cita era reformasi ini idealnya memandang rakyat
dalam posisi setara. Pola komunikasi yang relevan adalah bottom up dan
horizontal. Dengan pola tersebut maka proses pembangunan sejak perencanaan dapat
dilakukan secara bersama dengan melibatkan semua pihak baik obyek, pelaku,
maupun fasilitator. Karena dengan adanya komunikasi yang baik maka perbedaan
latar belakang dan kepentingan tidak lagi menjadi penghambat pembangunan.
II.
PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
a.
Komunikasi Pembangunan dalam Perspektif Psikologi
Uraian Hagen (1962: E. M. Hagen.
On the theory of social change, Homewood III, Dorsey Press) dan McClelland
(1961: The Achieving Society. Princeton: Van Nostran) dalam Nasution
(2004) melihat pembangunan dengan pendekatan psikologi interaksional. Salah
satu pandangan Hagen yang kuat relevansinya dengan peranan komunikasi dalam
pembangunan adalah penekanan analisis yang lebih mendalam pada masalah efek
komunikasi. Sementara McClelland lebih melihat peran opini publik sebagai
proses komunikasi dalam pembangunan.
Kedua pandangan ini lebih
menonjolkan aspek, dan makna fundamental dari personalitas anggota suatu
masyarakat dalam sistem sosial. Jenis personalitas yang ada selalu berhubungan
dengan sistem komunikasi yang ada dan dianut dalam masyarakat. Dengan demikian
secara umum dapat dikatakan bahwa jenis personalitas yang terbentuk dapat
menimbulkan efek apabila:
§ Perhatian terhadap proses internal
yang terjadi pada saat suatu pesan dasar diterima, proses intrapsikis yang
terjadi pada diri seseorang (within-self communication).
§ Ongkos modernisasi demikian besar,
namun pada tingkat tertentu hal tersebut dapat diatasi melalui sistem
komunikasi.
Pandangan psikologi melihat
pentingnya suatu efek komunikasi sebagai akibat proses interaksi yang dilakukan
melalui pesan-pesan komunikasi sehingga timbul efek berantai dari khalayak. Di
sini Hagen melihat pentingnya peran keluarga, sebagai proses kunci suksesnya
memotivasi bagi pembangunan yang diharapkan. Melalui keluarga, sosialisasi ide
ataupun pesan pembangunan dapat diformulasikan ke dalam proses tersebut. Dan
perlunya pembentukan basis komunitas atau masyarakat yang terintegrasi dengan
komunitas lainnya yang lebih siap untuk menghadapi serbuan datangnya
modernisasi.
Alhasil masyarakat yang tadinya
introvert bergeser menuju masyarakat yang bersifat ekstrovert sehingga individu
dapat berinteraksi secara leluasa. Ketika proses pembangunan berlangsung secara
normatif pada tingkat praktis, akan memunculkan bentuk hubungan baru yang
memerlukan norma-norma baru pula sebagai hasil konsensus bersama. Untuk
menyebarkan norma-norma baru itu, tentunya komunikasi merupakan suatu instrumen
yang utama.
b.
Komunikasi Pembangunan dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
Wilbur Scharmm (1976: Mass media
and national development: the role of information in developing countries.
Stanford university press) dalam kajian tentang komunikasi dalam
pembangunan nasional menjelaskan peran media massa:
1.
Menyampaikan kepada masyarakat informasi tentang pembangunan, agar mereka
memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan, kesempatan dan cara
mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi
nasional.
2.
Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif
dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak
yang akan membuat keputusan mengenai perubahan, memberi kesempatan kepada para
pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan
arus informasi yang berjalan lancar dari atas ke bawah.
3.
Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, mulai orang dewasa hingga
anak-anak, sejak baca tulis hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup
masyarakat.
Media massa menurut Schramm, media
massa secara sendirian ataupun bersama lembaga lain dapat melakukan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.
Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan
informasi secara cepat dan tepat waktu.
2.
Pembuatan keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang
karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat
keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta
memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan.
3.
Sebagai pendidik. Sebagian besar dilaksanakan sendiri oleh media massa,
sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan komunikasi antarpribadi.
Misalnya program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan.
Banyaknya penafsiran tentang peranan
komunikasi dalam pembangunan, mendorong Hedebro (1979: Communication and
social change in developing nation. Ekonomiska-Institute. Stockholm) dalam
Nasution (2004) menyusun peran yang bisa dilakukan komunikasi dalam
pembangunan, yakni:
1.
Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan
nilai-nilai, sikap, mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.
2.
Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan baru, baca tulis, hingga lingkungan.
3.
Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.
4.
Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami
sendiri sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan
kepribadian yang mobile.
5.
Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk
bertindak nyata.
6.
Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan
keharmonisan dari masa transisi.
7.
Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi membuat
keputusan dalam masyarakat.
8.
Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat tradisional dengan
pengetahuan massa. Mereka yang memperoleh informasi akan menjadi orang yang
berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada
orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.
9.
Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi
kesetiaan-kesetiaan lokal.
10.
Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai
warga negara, sehingga membantu meningkatkan aktivitas politik.
11.
Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan
yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.
12.
Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi
proses yang berlangsung sendiri.
c.
Komunikasi Pembangunan: Masalah distribusi informasi-penerangan,
pendidikan-keterampilan, rekayasa sosial, dan perubahan perilaku
Berdasarkan berbagai pemikiran yang
dikemukakan para ahli komunikasi, Dila (2007) menyimpulkan bahwa komunikasi
pembangunan merupakan proses penyebaran informasi, penerangan, pendidikan dan
keterampilan, rekayasa sosial dan perubahan perilaku.
Sebagai proses penyebaran informasi
dan penerangan kepada masyarakat, titik
pandang komunikasi pembangunan difokuskan pada usaha penyampaian dan pembagian
(sharing) ide, gagasan, dan inovasi pembangunan antara pemerintah dan
masyarakat. Pada proses tersebut, informasi dibagi dan dimanfaatkan
bersama-sama dan seluas-luasnya sebagai sesuai yang berguna untuk kehidupan.
Sebagai proses pendidikan dan
keterampilan bagi masyarakat,
titik pandang komunikasi pembangunan difokuskan pada penyediaan model
pembelajaran publik yang murah dan mudah dalam mendidik, dan mengajarkan
keterampilan yang bermanfaat. Dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang
dimiliki, masyarakat dapat lebih kritis dan mandiri memahami posisinya serta
lingkungannya. Melalui interaksi, informasi, komunikasi, dan sosialisasi dalam
berbagai saluran, proses komunikasi pembangunan kemudian dianggap sebagai
bentuk pencerahan, penguatan dan pembebasan dari ketergantungan dan
keterbelakangan sehingga mempermudah menerima suatu inovasi yang ditujukan
kepada mereka.
Sebagai proses rekayasa sosial, komunikasi pembangunan dipandang sebagai bentuk
pengembangan tindakan komunikasi yang sistematis, terencana dan terarah, dalam
melakukan transformasi ide, gagasan atau inovasi melalui informasi yang
disebarluaskan dan diterima sehingga menimbulkan partisipasi masyarakat dalam
melakukan perubahan. Pada tingkat ini, intervensi komunikasi dalam mengarahkan
bentuk rekayasa sosial yang diinginkan dapat berwujud interaksi, partisipasi,
dan dukungan atas informasi yang mereka terima.
Sebagai proses perubahan perilaku, komunikasi pembangunan dipandang sebagai proses
psikologis, proses sebagai tindakan komunikasi yang berkesinambungan, terarah,
dan bertujuan. Proses ini berhubungan dengan aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap mental, dalam melakukan perubahan. Kredibilitas sumber, isi pesan dan
saluran komunikasi sangat berpengaruh dan menentukan perubahan perilaku.
III.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Menurut Academy Educational
Development (1985:Beyond the flipchart: Three decades of development
communication. Washington DC) ada empat strategi komunikasi pembangunan
yang telah digunakan saat ini:
1.
Strategi-strategi yang didasarkan pada pada media yang dipakai
Para komunikator biasanya
mengelompokkan kegiatan mereka di sekitar medium tertentu yang mereka sukai.
Strategi ini paling mudah, paling populer, tapi kurang efektif. Secara tipikal
strategi ini memulai rencananya dengan mempertanyakan:
§ Apa yang dapat saya lakukan dengan
menggunakan radio?
§ Bagaimana caranya agar saya dapat
menggunakan televisi untuk menyampaikan pesan saya?
Sejumlah penelitian yang diarahkan
pada strategi media tertentu telah dilakukan terutama untuk mengetahui:
§ Media manakah yang terbaik?
§ Media apakah yang termurah biayanya?
§ Media apakah yang terbaik untuk
mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan sesuatu hal?
2.
Strategi-strategi desain instruksional
Umumnya yang menggunakan pendidik.
Mereka memfokuskan strateginya pada pembelajaran individu-individu yang dituju
sebagai suatu sasaran yang fundamental. Strategi kelompok ini, mendasarkan diri
pada teori-teori belajar formal, dan berfokus pada pendekatan sistem untuk
mengembangkan bahan-bahan belajar.
Para desainer intruksional merupakan
orang-orang yang berorientasi rencana dan sistem (plan and system oriented).
Mereka pertama-tama melakukan identifikasi mengenai:
a.
Tujuan yang hendak dicapai
b.
Kriteria keberhasilan
c.
Partisipan
d.
Sumber-sumber
e.
Pendekatan yang digunakan
f.
Waktu
Secara tipikal kegiatan mereka
digolongkan ke dalam tiga tahapan yang luas dan saling berkaitan:
-
Perencanaan
Menekankan pengumpulan informasi
yang dibutuhkan untuk menyiapkan suatu desain program yang efektif. Informasi
diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seperti:
a.
Siapakah yang dipilih sebagai khalayak utama dari keseluruhan populasi?
b.
Saluran komunikasi apakah yang paling tepat untuk khalayak ini?
c.
Perilaku apa yang akan ditegakkan dengan program ini?
d.
Sumber-sumber apa yang diperlukan untuk melaksanakan program?
-
Implementasi
Terbagi atas siklus yang jelas.
Setiap putaran meliputi informasi dasar yang sama dengan suatu pendekatan yang
sedikit berbeda.
-
Evaluasi
Melalui monitoring dikaji:
- Bagaimana suatu mikrokosmik dari khalayak yang dituju merasakan petunjuk yang mereka terima melalui program komunikasi pembangunan tertentu?
- Apakah khalayak menerima petunjuk tersebut?
- Hambatan apa yang mereka hadapi?
3.
Strategi-strategi partisipasi
Dalam strategi ini, prinsip-prinsip
penting dalam mengorganisir kegiatan adalah kerjasama komunitas dan pertumbuhan
pribadi. Yang dipentingkan dalam strategi ini bukan berapa banyak informasi
yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi pembangunan, tapi lebih
pada pengalaman keikutsertaan sebagai seorang yang sederajat dalam proses
berbagi pengetahuan atau keterampilan.
4.
Strategi-strategi pemasaran
Strategi ini tumbuh sebagai suatu
strategi komunikasi yang sifatnya paling langsung dan terasa biasa. “Kalau anda
bisa menjual produk, kenapa tidak dapat menjual kesehatan, pertanian, dan
keluarga berencana?”.
IV.
DIFUSI INOVASI DALAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Banyak sekali pengertian difusi
inovasi yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi pembangunan. Di antaranya
adalah sebagai berikut:
· Difusi adalah proses tersebarnya
suatu inovasi ke dalam sistem sosial melalui saluran komunikasi selama periode
waktu tertentu. Dalam kaitannya dengan sistem sosial, difusi juga merupakan
suatu jenis perubahan sosial, yaitu proses terjadinya perubahan struktur dan
fungsi dalam suatu sistem sosial. Ketika novasi baru diciptakan, disebarkan,
dan diadopsi atau ditolak anggota sistem perubaha sosial, maka konsekuensinya
yang uatam adalah terjadinya perubahan sosial (Everett M. Rogers dan F.
Floyd Shoemaker.)
· Difusi teknologi adalah kegiatan
adopsi dan penerapan hasil inovasi secara lebih ekstensif oleh penemunya dan/atau
pihak-pihak lain dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna potensinya.
Sedangkan inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/ atau
perekayasaan yang bertujuan mengem-bangkan penerapan praktis nilai dan konteks
ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
· Difusi inovasi diartikan sebagai
suatu proses penyebaran inovasi dari satu individu kepada individu lainnya
dalam suatu sistem sosial yang sama (Leta Rafael Levis).
· Seringkali difusi dipandang sebagai
suatu proses otonom yang datang dari langit, yang pasti akan menyebarkan
ide-ide tentang peningkatan pendapatan dan kemakmuran, yang oleh karena itu
menjamin pemerataannya di antara anggota masyarakat (Niels G. Rolling dalam
Rogers).
· Difusi inovasi termasuk ke dalam
pengertian peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui
penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang baru. Berlangsungnya suatu perubahan
sosial, di antaranya disebabkan diperkenalkannya ataupun dimasukkannya hal-hal,
gagasan-gagasan, dan ide-ide yang baru. Hal-hal baru tersebut dikenal sebagai
inovasi (Zulkarimen Nasution).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar