Gorengan, Enak tapi Mematikan
oleh m.awaludin
jurusan komunikasi penyiaran islan IAIN mataram
Makanan
apa yang paling banyak diidamkan banyak orang tapi harganya sangat murah?
Gampang, sebagian besar orang mungkin akan menjawab gorengan. Makanan yang
digoreng alias gorengan merupakan salah satu makanan yang
tidak sehat
tapi kini sudah jadi budaya masyarakat kota.
Gorengan
yang mengandung banyak lemak dan kolesterol, seringkali menjadi pemicu berbagai
macam penyakit, seperti jantung dan stroke. Mengonsumsi gorengan yang lazim
dijual di pinggir jalan dan di banyak tempat di Tanah Air memang sangat
berisiko. Makanan gorengan umumnya dimasak dengan minyak goreng hasil
pengulangan dalam suhu tinggi dan dalam jangka waktu lama (deep frying).
Makanan jenis inilah yang sesungguhnya memberikan kontribusi tertinggi terhadap
asupan asam lemak trans. Asam lemak jenis ini menjadi salah satu
penyebab meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, salah satunya
adalah penyakit jantung koroner.
Asam
lemak trans memiliki ikatan rangkap yang terdapat di dalam minyak atau lemak
cair. Asupan lemak trans yang tinggi di atas enam persen dari energi total
secara terus menerus bisa berakibat buruk pada banyak hal. Menurut Kepala
Instalasi Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Miranti Gutawa, pengaruh
negatif asam lemak trans lebih besar dari asam lemak jenuh dan kolesterol.
Konsumsi asam lemak trans akan menaikkan kadar kolesterol jahat dan bisa
menurunkan kadar kolesterol baik. Asam lemak trans mempunyai efek negatif dua
kali lipat dibanding asam lemak jenuh. Menurut Institute of Food Science and
Technology pada 2004, setiap peningkatan satu persen asam lemak trans dapat
meningkatkan kadar LDL sebesar 0,04 mmol per liter dan menurunkan kadar HDL
sebanyak 0,013 mmol per liter.
Asam
lemak trans juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Pasalnya, konsumsi asam
lemak trans pada ibu hamil dapat mengganggu asupan asam lemak esensial yang
sangat dibutuhkan oleh calon bayi. Sebuah studi menunjukkan, wanita di negara
yang mengonsumsi asam lemak trans tinggi akan menghasilkan ASI dengan kadar
asam lemak trans sebesar 2 persen hingga 5 persen dari total asam lemak susu.
European Community Multicenter Study on Antioksidant Myocardial Infraction and
Breast Cancer (EURAMIC) menemukan hubungan positif antara konsumsi asam lemak
trans dengan kanker payudara pada wanita yang telah mengalami menopause.
Jumlah
asam lemak trans dapat meningkat di dalam makanan berlemak, terutama akibat
dari proses pengolahan yang diterapkan. Proses pemakaian minyak jelantah dapat
meningkatkan kadar asam lemak trans. Itu berarti makanan yang dihasilkannya pun
mengandung asam lemak trans. Hal itu bisa dihindari dengan penggunaan minyak
goreng secukupnya, sehingga tidak ada minyak goreng sisa. Secara alami, asam
lemak trnas diproduksi oleh sisa metabolisme hewan. Secara sintesis asam lemak
dapat terbentuk akibat hidrogensi asam lemak, sehingga menyebabkan terjadinya
isomerisasi ikatan rangkap bentuk alami menjadi bentuk isomer trans.
Asupan
asam lemak trans penduduk Indonesia diperkirakan sangat tinggi. Hal ini terkait
dengan kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang digoreng.
Sedangkan di masyarakat kalangan menengah ke atas penggunaan margarin merupakan
penyumbang asam lemak trans. ”Pengunjung restoran siap saji makin banyak,” ujar
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Fahmi Idris, di Jakarta beberapa waktu
lalu. Fahmi menjelaskan, tren di Indonesia khususnya anak-anak adalah merayakan
ulang tahun di restoran siap saji. Bahkan, untuk makan sehari-haripun mereka
selalu ingin makan fast food.
Kesibukan
orang, gaya hidup yang diterapkan pada anak, seolah-olah membuat empat sehat
lima sempurna hilang, dan itu berbahaya buat jantung. Padahal, empat sehat lima
sempurna merupakan makanan yang sangat sehat untuk segala jenis penyakit.
Tak
hanya junk food atau makanan cepat saji, gorengan pun kini menjadi makanan yang
sudah membudaya di masyarakat perkotaan, gorengan sepertinya sudah menjadi
makanan yang identik dengan masyarakat Indonesia. Tidak hanya di desa, bahkan
di kota pun sudah menjadi budaya, padahal makanan ini sama halnya dengan junk
food yang tidak sehat.
Seperti
dilansir dari situs Badan Kesehatan Dunia (WHO), makanan yang kaya karbohidrat
atau tepung yang mengalami penggorengan atau proses pemasakan dengan suhu yang
tinggi dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu
kanker, yaitu akrilamida. Dosis tertentu akrilamida juga beracun bagi sistem
saraf manusia.
Selain
itu, gorengan yang tinggi lemak akan membuat seseorang rentan terserang batuk
dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak akan merangsang tenggorokan dan
membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk.
Gorengan
juga tidak baik bagi penderita maag, karena dengan adanya lemak, lambung akan
cepat terisi tapi lebih lambat dicerna, alhasil seseorang akan merasa sudah
kenyang dan tidak akan cepat lapar padahal baru makan dalam porsi sedikit. Hal
ini membuat kerja lambung akan terganggu.
Profesor
Hiromi Shinya MD, pakar enzim yang juga guru besar kedokteran di Albert
Einstein College of Medicine AS, seperti dikutip dari karangannya, ‘The Miracle
of Enzyme’ mengatakan, jika merasa tidak mungkin berhenti mengonsumsi makanan
gorengan, sebaiknya mulailah untuk menguranginya secara bertahap hingga
akhirnya terbebas dari makanan gorengan.
Bagaimana
jika terpaksa harus makan gorengan?
- Jika terpaksa makan gorengan singkirkan lapisan tepungnya dan sebisa mungkin tidak menyantap bagian yang berminyak.
- Tapi jika tidak bisa menahan diri menyantap bagian luarnya yang berminyak, berusahalah untuk mengunyahnya dengan baik. Mengunyah dengan baik akan mencampur makanan berminyak dengan air liur yang membantu menetralisir asam lemak trans hingga kadar tertentu. Mengunyah makanan hingga 30 kali akan membantu mengeluarkan air liur lebih banyak. Mengunyah dengan baik juga membantu penyerapan makanan meski dalam jumlah yang sedikit.
Postingan
ini saya muat dalam rangka untuk mengingatkan saya, karena tadinya termasuk maniak
gorengan. Walaupun belum bisa meninggalkannya tapi beberapa tahun ini sudah
mulai mengurangi. Bagaimana dengan anda, apakah penyuka gorengan juga? Referensi : health.detik.com, www.who.in, www.acehforum.or.id
Hati-hati Apabila Makan Gorengan.
Siapa yang tak
kenal jajanan yang satu ini? yah gorengan selalu dapat menjadi teman disaat
santai sambil melakukan aktivitas lain seperti membaca, menonton film sampai
kegiatan nongkrong di warung-warung kopi bersama rekan-rekan. Namun tahukah
anda bahwa mengkonsumsi cemilan yang satu ini secara berlebihan dapat
mengganggu kesehatan? Jika belum, coba simak dan mulai saat ini hati-hati
apabila makan gorengan.
Kadang kita
temui gorengan yang dijual di pinggir-pinggir jalan maupun tempat favorit kita
memiliki warna yang hitam tak seperti biasanya, bahkan saat dipegangpun
teksturnya keras dan saat itu juga kita bergumam " koq gak kayak
kemarin-kemarin ya?". Nah itu adalah tanda-tanda bahwa gorengan yang akan
anda beli bermasalah.
Bisa jadi
gorengan tersebut adalah sisa dari dagangan kemarin yang tidak habis, dan
digoreng lagi oleh penjualnya. Dan tidak disitu saja, warna hitam yang kadang
kita temui di gorengan tersebut adalah hasil penggorengan dari minyak yang
sudah dipakai berulang kali atau kita lebih akrab menyebutnya dengan minyak
jelantah. Lanjut permasalahan juga timbul apabila pembungkus dari gorengan
tersebut adalah kertas bekas ataupun kantong plastik berwarna yang sudah
terbukti tidak aman untuk dijadikan pembungkus makanan.
Berikut adalah potensi bahaya yang ditimbulkan saat kita mengkonsumsi gorengan menurut Kepala BPOM Palembang M Ali Bata Harahap seperti dikutip okezone.com, minggu (21/02)
Bahaya Minyak Jelantah.
Berikut adalah potensi bahaya yang ditimbulkan saat kita mengkonsumsi gorengan menurut Kepala BPOM Palembang M Ali Bata Harahap seperti dikutip okezone.com, minggu (21/02)
Bahaya Minyak Jelantah.
Kualitas minyak
jelantah menurun dari minyak goreng baru. Minyak jelantah mengeluarkan
kandungan polimer yang dapat terserap dalam makanan berupa asam lemak trans.
Dan dalam minyak jelantah terdapat zat radikal bebas, seperti peroksida dan
epioksida yang mutagen dan karsinogen sehingga berisiko terhadap kesehatan
manusia. Misalnya saja, gangguan peroksida pada minyak jelantah mengakibatkan
pemansana suhu tinggi hingga menggangu kesehatam, terutama yang berhubungan
dengan metabolisme kolesterol.
Bahaya Kertas Bekas Pembungkus Makanan.
Kertas bekas
seperti koran, majalan atau ketas yang sudah tercampur tinta sangat berbahaya
bagi tubuh manusia karena di dalam tinta terdapat timbal yang bersifat racun.
" Bila terkena panas atau minyak gorengan, tinta dapat larut dalam
makanan" Ungkap M Ali Bata Harahap.
Bahaya Akut Jangka Pendek.
Gorengan yang
telah tercemar timbal apabila dimakan dapat menyebaban rasa terbakar pada mulut
dan kerongkongan, pengeluaran air liur secara berlebihan, sakit perut disertai
rasa mulas yang hebat, muntah, diare dengan tinja berwarna hitam, berdarah,
susah buang air besar, merasa kelelahan, gangguan tidur, gelisah, lekas marah,
gangguan ginjal, gangguan otak dengan penglihatan, kesemutan, kejang hingga
mengalami kelumpuhan. " Kematian dapat terjadi akibat gagal jantung"
katanya.
Bahaya Kronis Jangka Penjang.
Bila tertelan,
paparan timbal yang dikonsumsi berulang dalam jangka lama meski dalam jumlah
sedikit dapat menyebabkan akumulasi dalam jaringan tubuh, yaitu pada tulang
gigi, hingga ke otak dan dapat pula menimbulkan efek pada ginjal, hati, darah,
saraf, alat reproduksi dan endokrin dari sistem kekebalan tubuh. " Tahap
awal dari keracunan timbal ditunjukkan dengan kehilangan nafsu makan dan
kehilangan berat badan" tambahnya.
Nah, bahaya-bahaya diatas mudah-mudahan dapat menjadikan saya dan pembaca semua lebih berhati-hati apabila mengkonsumsi gorengan, ada baiknya kita memilih kertas pembungkus seperti kertas minyak yang memang dibuat sebagai tempat atau wadah makanan. Atau apabila di tempat favorit kita tidak menyediakan, alangkah baiknya apabila kita membawanya sendiri dari rumah. [agusta27]
Diedit terakhir pada Selasa (23/02) Pkl. 13.52 WIB untuk kalimat "ketas yang sudah tercampur tinta sangat tidak berbahaya bagi tubuh" menjadi "ketas yang sudah tercampur tinta sangat berbahaya bagi tubuh". Terima Kasih untuk Pakde Sulas dan saya mohon maaf atas kesalahan penulisan ini.
http://www.agusta27.info/2010/02/hati-hati-apabila-makan-gorengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar