Foto istimewa/gomong.com; Rantis
Polda
sopyan aldi |
MATARAM, GOMONG.COM – Kapolda NTB, M
Iriawan menegaskan, pihaknya memprediksikan akan muncul isu Dukun Santet dan
juga Kristenisasi, setelah berhasil memprovokasi masyarakat dengan isu
Penculikan Anak. “Saya meminta kepada masyarakat agar tidak dan jangan mudah
terprovokasi oleh isu yang menyesatkan, yang ingin mengacaukan keamanan di
daerah ini,” katanya dihadapan puluhan wartawan, di Mataram, Selasa.
Ditegaskan, penyebaran isu tersebut terorganisasi dan terstruktur,
sistematis sehingga aparat kepolisian Polda NTB telah melakukan
koordinasi dengan Gubernur para Bupati se NTB.
Bukti bahwa isu penculikan anak,
ataupun tua dan muda yang mengambil 400 organ tubuh sudah muncul 10 hari
lalu, dan baru “diledakkan” setelah muncul keresahan dalam masyarakat. “Mereka
semula hanya menyebarkan isu isu, setelah masyarakat resah, barulah melakukan
provokasi dengan bertindak sadis, yang mengabaikan segala norma,” katanya.
Dijelaskan, sudah ada lima korban,
yang tidak sempat terselamatkan aparat kepolisian, seperti di Polsek Kediri,
Narmada serta tempat lainnya.
Masyarakat di provokasi untuk melakukan pelemparan pembunuhan dan penganiayaan. Bahkan Polisi yang melakukan pengamanan terhadap orang yang disangkakan, tak mampu buat apa apa karena ribuan masyarakat sudah melakukan penghadangan. “Jadi mereka selalu berupaya mengacaukan masyarakat dengan isu yang berbau SARA, dan selalu dilakukan secara sistematis, terorganisasi serta terstruktur,” tegasnya. Ditambahkan, Polda NTB dan segenap jajarannya terkonsentrasi mengatasi pergolakan di Bima. Dan disaat demikian itu, para pengacau itu memanfaatkan situasi ini. Meskipun demikian, kita sudah kerahkan seluruh Kapolres, Kapolsek, Banbinsa untuk berkoordinasi dengan Bupati serta segenap tokoh masyarakat di daerah ini.
Masyarakat di provokasi untuk melakukan pelemparan pembunuhan dan penganiayaan. Bahkan Polisi yang melakukan pengamanan terhadap orang yang disangkakan, tak mampu buat apa apa karena ribuan masyarakat sudah melakukan penghadangan. “Jadi mereka selalu berupaya mengacaukan masyarakat dengan isu yang berbau SARA, dan selalu dilakukan secara sistematis, terorganisasi serta terstruktur,” tegasnya. Ditambahkan, Polda NTB dan segenap jajarannya terkonsentrasi mengatasi pergolakan di Bima. Dan disaat demikian itu, para pengacau itu memanfaatkan situasi ini. Meskipun demikian, kita sudah kerahkan seluruh Kapolres, Kapolsek, Banbinsa untuk berkoordinasi dengan Bupati serta segenap tokoh masyarakat di daerah ini.