HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
oleh.mawaludin
A.
Deskripsi
Setting Penelitian
1.
Sajarah
Berdirinya SMP Negeri 14 Mataram
SMP
Negeri 14 Mataram didirikan pada tanggal 23 Agustus 1993, dengan SK No:
0313/O/1993 pada tanggal 23 Agustus 1993. dalam perkembangannya SMP Negeri 14
Mataram terus mengalami perkembangan mulai dari pembangunan fisik pembangunan
gedung lantai satu dan lantai dua ruang belajar sekolah, sehingga sampai
sekarang telah memiliki 19 ruang belajar.
Sampai saat ini SMP Negeri
14 Mataram telah mengalami lima kali pergantian kepemimpinan yaitu sebagai
berikut:
1. Ketjir Yasa
tahun 1991-1993
2. Bq. Nurlaila
tahun1993-1998
3. Hj. Surayani
tahun 1998-2004
4. Dra. Bq. Mauri
tahun 2004-2008
5. Sahtum, S.Si,
tahun 2009 sampai sekarang.
Adapun letak geografis SMP
Negeri 14 Mataram berada di jalan Brawijaya No 23 Cakranegara Kota Mataram
dengan batas-batas Yaitu:
-
Sebelah Barat berbatasan dengan TK/SD Internasional.
-
Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk.
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan raya Brawijaya.
- Sebalah Utara berbatasan dengan lapangan olah raga.
2. Keadaan
Siswa-Siswi SMP Negeri 14 Mataram
Pendidikan SMP Negeri 14 Mataram
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dalam proses pembelajarannya
diterapkan pendidikan yang sesuai dengan standar pengajaran dan pendidikan pada
pendidikan sekolah menengah pertama. Di samping itu berbagai macam pendekatan
dan strategi pun dilakukan guna untuk mencapai tujuan, target kurikulum dan
daya serap siswa. Terkait dengan jumlah siswa yang menjadi perhatian dan
kebijakan pelaksanaan pendidikan maka haruslah di kelolah dengan baik dan benar
guna mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang diinginkan.
3.
Tenaga Pengajar
SMP Negeri 14 Mataram
Sekolah
atau Madrasah dalam melaksanakan
fungsinya tidak lepas dari kemampuan guru sebagai tenaga pendidik. guru yang
berkualitas sangat memungkinkan pendidikan dapat berjalan lancar dan efektif.
Tetapi sebaliknya jika tenaga pendidik (Guru) tidak berkualitas maka proses
belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik. Begitu pula dengan tenaga
edukatif lembaga yang di SMP Negeri 14 Mataram profesionalisme guru dalam
mengajar sangat menentukan tercapainya tujuan yang diharapkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 5
Data Guru SMP Negeri 14 Mataram
No
|
Nama
|
Pendidikan Terakhir
|
Alumni
|
1
|
Sahtun, S.S1
|
S1/Bhs. Indonesia
|
UGM
|
2
|
Drs.Damri Ahmad
|
S1/ Matematika
|
IKIP
Malang
|
3
|
Syaprudin, S.Pd
|
S1/ PPKN
|
UNRAM
|
4
|
Tohirin, S.Pd
|
S1/ BK
|
IKIP
Malang
|
5
|
Drs. H.Abd.Hanan
|
S1/ Bhs.Inggris
|
UNRAM
|
6
|
Ridha Yoheni, S.Si
|
S1/ Bhs. Indonesia
|
UNRAM
|
7
|
Nuraini, S.Pd
|
S1/ BK
|
IKIP Malang
|
8
|
Muridun, S.Ag
|
S1/ PAI
|
IAIN Mataram
|
9
|
Rudiaati, SP
|
S1/ PPKN
|
UNRAM
|
10
|
Niwayan F, S.Pd
|
S1/BK
|
IKIP Mataram
|
11
|
Yose Vina Fahiq, S.Pd
|
S1/ Matematika
|
UNRAM
|
12
|
Sutio Nugroho, S.Si
|
S1/ Bhs. Indonesia
|
UNRAM
|
13
|
Ni Negah Murdani,
S.Pd
|
S1/Teknologi Pendidikan
|
IKIP Mataram
|
14
|
Siti Aklunnisa, S.Pd
|
S1/ Bhs.Indoneesia
|
UMM
|
15
|
Drs. Soediro
|
S1/ Bhs.Inggris
|
IKIP Mataram
|
16
|
Widie Hidayanti, SE
|
S1/Ekonomi
|
UNRAM
|
17
|
L. Hartanis, S.Pd.I
|
S1/ PAI
|
IAIN Mataram
|
18
|
Kusnadun, SE
|
S1/Ekonomi
|
UGM
|
19
|
Hamim, S.Pd
|
S1/ BK
|
IKIP Mataram
|
20
|
Dra.Huraiyah
|
S1/ Bhs.Indonesia
|
UNRAM
|
21
|
Drs.Syaeful Bahri,
S.Pd
|
S1/ Bhs. Indonesia
|
UMM
|
22
|
Surianti, S.Pd
|
S1/ Matematika
|
IKIP Mataram
|
23
|
I.Made Dewina, S.Pd
|
S1/
|
STAH Mataram
|
24
|
Fathurrahman Z, S.Pd
|
S1/ PAH
|
UNRAM
|
25
|
Salheni, S.Pd
|
S1/ EFOK
|
IKIP Mataram
|
26
|
Luh Narasintawati, S.KOM
|
S1/ Informatika
|
STMIK
|
27
|
Bq. Fahria, S.Ag
|
S1/ PAI
|
IAIN Mataram
|
28
|
Fathurrahman, S.Pd.I
|
S1/ PAI
|
IAIN Mataram
|
29
|
Muridin, S.Ag
|
S1/ PAI
|
IAIN Mataram
|
30
|
L. Artanis, SP
|
S1/ Geografi
|
UMM
|
31
|
Inyoman Farwata, S.Pdh
|
S1/PAH
|
STAH Mataram
|
32
|
Ny Wayan Fitria,
S.Pdh
|
S1/PAH
|
STAH Mataram
|
33
|
Edison Srumaha, S.Pd
|
S1/ Biologi
|
IKIP
Mataram
|
34
|
Drs. Syaeful Bahri
|
S1/ Biologi
|
UNRAM
|
35
|
NY.N.Murdani, S.Pd
|
S1/ Fisika
|
UNRAM
|
36
|
Salhaeni, S.Pd
|
S1/BK
|
IKIP
Mataram
|
37
|
Sahrifati, S.KOM
|
S1/ Informatika
|
STMK
Mataram
|
38
|
Drs. Damri Ahmad
|
S1/ Bhs. Indonesia
|
UNRAM
|
39
|
Hj.Sahrowati, S.Pd
|
S1/ PPKN
|
UNRAM
|
40
|
Drs. Sudiro
|
S1/ Bhs. Inggris
|
UMM
|
41
|
Luh. S. Narasinta, S.PdI
|
S1/ Biologi
|
IAIN Mataram
|
42
|
Sugiaman, S.Pd
|
S1/ FPOK
|
IKIP Mataram
|
43
|
Sriati Trisnawati, S.Pd
|
S1/ Fisika
|
UNRM
|
44
|
Sucimurni, S.PdI
|
S1/ PAI
|
IAIN
Mataram
|
4. Sarana dan
Prasarana SMP Negeri 14 Mataram
Sarana dan Prasarana pada
setiap lembaga pendidikan terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran
diharapkan adanya keseimbangan antara jumlah siswa dengan jumlah sarana dan
kebutuhan sekolah yang ada, sebab salah satu komponen penting yang terkait dengan
pendidikan adalah sarana dan prasarana yang merupakan salah satu komponen dari
beberapa komponen dalam pendidikan dan pengajaran yang membentuk suatu sistem
yaitu satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya.
Sarana dan prasarana
memiliki peranan dan manfaat yang sangat besar dalam menunjang pelaksanaan
proses yang lebih efektif dan efesien. Semua sarana yang ada hendaknya
difungsikan dengan baik dan benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
lingkungan maupun keadaan sekolah.
Sarana dan prasarana yang difungsikan sesuai dengan tempat penggunaannya dapat
memberikan dampak yang tidak baik bagi pelaksanaan pendidikan yang dilakukan.
Sarana tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6
Data Jumlah Sarana dan Prasarana
SMP Negeri 14 Mataram Tahun Ajaran 2010/2011
No
|
Nama Sarana
|
Jumlah
|
Kondisi
|
Baik
|
Buruk
|
1
|
Ruang kelas
|
22
|
Baik
|
Tidak ada
|
2
|
Ruang Kep. Sekolah
|
1
|
Baik
|
Tidak ada
|
3
|
Ruang Guru
|
1
|
Baik
|
Tidak dada
|
4
|
Ruang TU
|
1
|
Baik
|
Tidak ada
|
5
|
Perpustakaan
|
1
|
Baik
|
Tidak ada
|
6
|
Komputer
|
22
|
Baik
|
Tidak ada
|
7
|
Laboratorium
|
3
|
Baik
|
Tidak ada
|
8
|
Mushollah
|
1
|
Baik
|
Tidak ada
|
9
|
Ruang Keteranpilan
|
1
|
Baik
|
Tidak ada
|
10
|
UKS
|
1
|
Baik
|
Tidak ada
|
11
|
Kamar Mandi
|
9
|
Baik
|
Tiadak ada
|
Jumlah
|
|
42
|
baik
|
Tidak ada
|
5. Struktur
Organisasi SMP Negeri 14 Mataram
Untuk menjelaskan arah
kebijakan dalam pelaksanaan pendidikan yang dilakukan baik kepala sekolah,
guru, siswa dan pihak lainnya maka struktur organisasi haruslah ada. Di mana
kepalah sekolah sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah. Begitu pula wakil kepala sekolah dan bertanggung jawab atas tugas dan
fungsi sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan. Struktur
organisasi SMP Negeri 14 Mataram dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1
Struktur Organisasi SMP
Negeri 14 Mataram
Keterangan : ............ Garis Koordinasi
Garis
Komando
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar melalui penerapan strategi mastery
learning pada pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi mata pelajaran IPS kelas VII
A SMPN 14 Mataram. Penelitian ini
dilaksanakan dengan dua siklus, yang dimulai dari tanggal 10 Maret – 05 Apri 2010.
Data-data diperoleh dari hasil evaluasi dan hasil
observasi pada setiap siklus yang telah direncanakan. Data yang diperoleh
berupa data kuantitatif dari hasil evaluasi dan data kualitatif yang diperoleh
dari hasil observasi. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil evaluasi akan
memberikan jawaban mengenai berhasil atau tidaknya proses pembelajaran pada pokok
bahasan kegiatan
pokok ekonomi dengan menggunakan
strategi mastery learing yang diukur dengan peningkatan prestasi belajar siswa
secara klasikal. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi yang akan
memberikan gambaran tentang kegiatan guru dan siswa selama proses belajar
mengajar. Adapun data hasil evaluasi siklus I dan II dapat dilihat pada
lampiran 19
dan 20. Data lengkap tentang hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dan II
dapat dilihat pada lampiran 7 dan 14, sedangkan data lengkap tentang aktivitas siswa pada
siklus I dan II dapat dilihat pada lampiran 8 dan 15.
1
Analisis Data Hasil Penelitian
Siklus I
a.
Perencanaan/Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan/persiapan
yang meliputi pembuatan : Skenario pembelajaran (lampiran 3), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 4), Soal-soal evaluasi (lampiran 5), Pedoman observasi
kegiatan Guru (lampiran 7), Pedoman observasi kegiatan siswa (lampiran 8).
b.
Pelaksanaan
Proses belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan sesuai
dengan jadwal mata pelajaran IPS di sekolah yang bersangkutan dan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari rabu dan sabtu tanggal 12, dan 15 Maret 2011.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 Maret 2011 dengan materi kegiatan kosumsi berlangsung selama 2 x 45 menit. Pertemuan pertama juga
dilakukan observasi kegiatan proses pembelajaran yaitu berupa observasi
kegiatan belajar guru dan observasi kegiatan belajar siswa. Semua hasil
pengamatan observer tentang kekurangan-kekurangan tindakan akan diperbaiki pada
pertemuan kedua siklus I.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 12 Maret 2011 dengan materi tentang kegiatan distribusi yang berlangsung selama
2 x 45 menit, pelaksanaan tindakannya sama seperti pertemuan pertama
namun ada hal pokok yang harus diperbaiki seperti yang disarankan oleh observer
pada pertemuan pertama.
1.
Observasi
1)
Hasil aktivitas belajar siswa
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktifitas
belajar siswa diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 7 : Hasil analisis
lembar observasi aktifitas belajar siswa dan kategori aktifitas siswa dalam
pembelajaran
Analisis Hasil
|
Jumlah
|
Kategori
|
Skor tertinggi
|
28
|
Cukup Aktif
|
Skor terendah
|
7
|
Mean Ideal (MI)
|
17,5
|
Standar Deviasi Ideal (SDI)
|
3,5
|
Jumlah skor aktifitas belajar
|
19
|
Inteval
|
15,75AG ≤19,25
|
Berdasarkan tabel 1.4 di atas dapat dilihat dari interval jumlah seluruh skor
aktifitas belajar siswa sebanyak 19 yang terdapat pada interval 15,75AG ≤19,25 dengan kategori cukup aktif.
Adapun yang menjadi kekurangan-kekurangan yang muncul
pada siklus I adalah:
(1).
Sebagian siswa masih ada yang tidak serius dalam
mengikuti pelajaran dan malu bertanya sama teman sekelompoknya maupun kepada
guru.
(2). Pada saat diskusi masih ada sebagian siswa yang tidak
menanggapi dengan baik apa yang dijelaskan oleh guru dan teman-temanya
(3). Siswa masih kesulitan mengilustrasikan beberapa bentuk
pertanyaan yang dibuat oleh guru dalam bentuk cerita.
2)
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktifitas
guru diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 8 : Hasil analisis lembar observasi aktifitas guru dan
kategori aktifitas guru dalam pembelajaran
Analisis Hasil
|
Jumlah
|
Kategori
|
Skor tertinggi
|
28
|
Baik
|
Skor terendah
|
7
|
Mean Ideal (MI)
|
17,5
|
Standar Deviasi Ideal (SDI)
|
3,5
|
Jumlah skor aktifitas belajar
|
20
|
Inteval
|
19,25AG ≤ 22,75
|
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktifitas
guru di atas dengan jumlah skor 20 yang pada interval 19,25AG ≤ 22,75 dengan kategori baik. Hasil analisis
secara terperinci tentang observasi aktivitas guru dapat dilihat dari lampiran 7. Memperhatikan data pada tabel 1.9 tersebut maka kekurangan-kekurangan yang muncul pada
siklus adalah sebagai berikut:
1)
Guru tidak menyiapkan materi secara matang
2)
Guru kurang optimal dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran
3)
Guru tidak menyiapkan segala perencanaan proses belajar
mengajar
4)
Guru masih terfokus pada kelompok-kelompok tertentu
5)
Interaksi belajar mengajar selalu monoton dan satu arah.
2.
Hasil Evaluasi
Setelah melakukan
proses belajar mengajar sebanyak dua pertemuan maka pada pertemuan kedua guru memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa.
Evaluasi berlangsung selama 1 jam pembelajaran. Bentuk soal evaluasi adalah
soal essay sebanyak 5 butir soal untuk dikerjakan secara individu. Masing-masing siswa dapat
satu lembar soal. Jawaban siswa kemudian diperiksa dengan skor maksimal 100
jika semua jawaban siswa benar dan skor minimal 0 jika siswa tidak menjawab
sama sekali. Melalui analisis evaluasi belajar nilai rata-rata siswa dan
ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Data Hasil
Evaluasi Belajar Siswa Siklus I SMPN 14 Mataram Tahun Pelajaran
2010/20011
Banyak
Siswa
|
Skor
Total
|
Nilai
Rata-Rata
|
Banyak Siswa
Yang Tuntas
|
Persentase
Ketuntasan
|
33
|
2413
|
73,12
|
26
|
78,78%
|
Dari
tabel 1.10
di atas dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan belajar
klasikal pada siklus I belum mencapai standar minimal 85% dan penggolongan
aktivitas belajar siswa dengan kategori aktif. Hasil analisis secara rinci
tentang hasil evaluasi belajar siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 16. Dari tabel di atas dapat juga dijelaskan bahwa ada 7 orang siswa yang tidak tuntas secara individu pada
siklus I ini. Pada pertemuan siklus berikutnya akan diberikan bimbingan dan
perhatian khusus di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung di samping
itu juga guru memberikan upaya dalam mengendalikan kendala yang dihadapi atau penyebab
lain yang dialami oleh 7 orang siswa tersebut. Karena penelitian pada siklus 1 belum mencapai
ketuntasan belajar klasikal, maka peneliti merencanakan tindakan perbaikan pada
siklus II.
3.
Refleksi
Persentase ketuntasan
belajar mengajar 78,78%, ini menunjukkan bahwa ketuntasan dilihat dari hasil evaluasi pada siklus
I masih belum mencapai hasil yang diharapkan. Adapun kekurangan-kekurangan yang
ditemukan pada siklus ini akan diperbaiki pada siklus kedua diantaranya:
1)
Guru masih terfokus pada kelompok-kelompok tertentu dan
kelompok yang lain masih bersifat kurang aktif
2)
Guru masih kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa
yang kurang aktif untuk berani maju mengerjakan tugas di depan kelas
3)
Antusias siswa dalam pembelajaran masih kurang karena
masih banyak siswa yang terpengaruh situasi di dalam kelas
2.
Analisis Data Siklus II
a.
Perencanaan / Persiapan
Pada tahap ini
dilakukan beberapa persiapan sebelum siklus-siklus penelitian tindakan kelas
dilaksanakan. Persiapan in meliputi pembuatan: Skenario pembelajaran (lampiran
10), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 11), soal-soal evaluasi (lampiran 12), Pedoman observasi kegiatan Guru (lampiran 14), Pedoman observasi kegiatan siswa (lampiran 16).
1.
Pelaksanaan
Proses belajar
mengajar pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada hari rabu dan Sabtu tanggal, 17 dan 20 Maret
2011.
Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 17 Maret 2011, adapun materi yang dibahas pada pertemuan pertama adalah kegiatan produksi yang berlangsung selama 2 x 45 menit. Pelaksanaan
tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah dibuat oleh peneliti, pada pertemuan pertama juga dilakukan observasi
aktivitas belajar mengajar siswa dan guru, semua hasil pengamatan observer
tentang kekurangan-kekurangan tindakan akan diperbaiki pada pertemuan kedua
siklus II. Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7 orang pada siklus I akan diberikan bimbingan khusus pada
saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.
Pertemuan kedua
dilakukan hari Sabtu, 20 Maret 2011, adapun materi yang dibahas pada pertemuan kedua adalah kegiatan
produksi yang berlangsung
selama 2 x 45 menit, pelaksanaan tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat, pada pertemuan kedua ini juga
dilakukan observasi tentang aktivitas belajar mengajar siswa dan guru.
2.
Observasi
1)
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktifitas
belajar siswa diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 10 : Hasil analisis
lembar observasi aktifitas belajar siswa dan kategori aktifitas siswa dalam
pembelajaran
Analisis Hasil
|
Jumlah
|
Kategori
|
Skor tertinggi
|
28
|
Sangat Aktif
|
Skor terendah
|
7
|
Mean Ideal (MI)
|
17,5
|
Standar Deviasi Ideal (SDI)
|
3,5
|
Jumlah skor aktifitas belajar
|
23
|
Inteval
|
AS >
22,75
|
Berdasarkan tabel 2.1 di atas dapat dilihat dari interval jumlah seluruh skor
aktifitas belajar siswa sebanyak 23 yang terdapat pada interval AS
> 22,75 dengan kategori sangat
aktif.
2)
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dari hasil observasi aktifitas guru pada siklus II
diperoleh skor aktifitas guru sebesar 26 dengan kategori aktif berdasarkan
tabel 2.1.
3.
Evaluasi
Setelah melakukan
kegiatan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan, maka pada pertemuan kedua guru memberikan evaluasi kepada siswa. Evaluasi
berlangsung selama 1 jam pelajaran. Bentuk soal evaluasi adalah essay sebanyak 5 butir soal untuk dikerjakan secara individu.
Masing-masing siswa mendapatkan satu lembar soal. Jawaban siswa kemudian
diperiksa dengan skor maksimal 100 jika semua jawaban siswa benar dan skor
minimal 0 jika siswa tidak menjawab sama sekali. Melalui analisis evaluasi
belajar nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 11. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II SMPN 14 Mataram Tahun Ajaran 2010/2011
Banyak
Siswa
|
Skor
Total
|
Nilai
Rata-Rata
|
Banyak Siswa
Yang Tuntas
|
Persentase
Ketuntasan
|
33
|
2635
|
79,84
|
31
|
93,93%
|
Berdasarkan hasil
analisa dari tabel 2.2 di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar secara
klasikal sudah mencapai dari target 85%, ini berarti proses pembelajaran pada
siklus II sudah dikatakan berhasil atau tuntas. Hasil analisis secara rinci
tentang data hasil evaluasi belajar siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran
17. Walaupun hasilnya telah tuntas tetapi untuk siswa yang
belum tuntas masih diberikan remedial sehingga siswa mencapai ketuntasan
belajar ideal.
4.
Refleksi
Dilihat dari hasil
yang diperoleh pada siklus II dikatakan telah tuntas karena telah mencapai
ketuntasan belajar yang diharapkan menurut kurikulum yaitu 85% .
Dengan demikian pembelajaran dengan menerapkan strategi
mastery learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan
kegiatan pokok ekonomi pada mata pelajaran IPS kelas VII A SMPN 14 Mataram
tahun 2010/2011.
Berdasarkan hasil analisis data tiap-tiap siklus,
terlihat bahwa hasil dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Pada siklus
I, menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 79,84 dengan prosentase ketuntasan 93,93%. Ini berarti ketuntasan belajar siswa belum tercapai sesuai dengan
ketuntasan belajar menurut standar yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan
menerapakan strategi mastery
learning, yang dikarenakan
metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang cukup dikenal oleh
para guru dan siswa, perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran belum
terfokus, saat diskusi masih banyak siswa yang belum mau menanggapi pendapat
dari temannya, dan siswa belum bisa membuat kesimpulan dari hasil diskusi,
sehingga tingkat penyerapan siswa terhadap materi yang diberikan belum optimal,
akibatnya keaktifan dalam belajar tidak tercapai.
Berdasarkan hal tersebut maka tidak mampunya siswa
menjawab soal dikarenakan siswa belum menyerap konsep yang telah diajarkan.
Untuk mengatasi banyaknya kekurangan–kekurangan selama pelaksanaan siklus I
guru melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran pada siswa berikutnya dan
meningkatkan hal-hal yang dianggap kurang. Untuk itu guru berupaya meningkatkan
ketertiban siswa dan membangkitkan respon siswa dalam proses pembelajaran
sesuai dengan refleksi pada siklus I, maka pada siklus II dilakukan tindakan
yang merupakan penyempurnaan dan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang
muncul pada siklus I.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus II menunjukkan bahwa
nilai rata-rata sebesar 78,96 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 93,93%. Ini berarti ketuntasan belajar siswa telah sesuai dengan ketuntasan yang
telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena persiapan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi mastery learning sudah sangat baik, suasana pembelajaran berjalan dengan
baik, perhatian siswa sudah mulai terfokus, saat diskusi siswa sudah banyak
yang mau menanggapi pendapat dari temannya dan siswa sudah mulai bisa membuat
kesimpulan dari hasil diskusi. Karena tujuan dari penelitian sudah tercapai dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana dan harapan, maka siklus penelitian
diakhiri.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata
pelajaran IPS yang berkaitan
dengan penerapan strategi mastery learning
diperoleh informasi bahwa strategi mastery learning
bisa meningkatkan prestasi belajar siswa karena dengan strategi mastery learning ini siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dengan
teman-temanya dan membiasakan diri untuk bertanya ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Karena masih banyak siswa yang malu bertanya dengan
gurunya sehingga proses pembelajaran berlangsung kurang aktif .
Sementara itu sebagian siswa mengatakan bahwa strategi
mastery learning siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dan aktif
dalam mendiskusikan materi bersama teman-temannya dan banyak
waktu untuk mempelajari materi yang diberikan. Di samping itu dapat meningkatkan semangat kerjasama
dalam memecahkan permasalahan yang ada pada mata pelajaran IPS. Dari pengalaman yang diperoleh peneliti di lapangan
selama melakukan penelitian, dengan menerapkan strategi mastery learning dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi dapat melibatkan siswa berperan aktif dan melibatkan
segenap kemampuan yang dimiliki siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis evaluasi dan lembar
observasi aktifitas belajar siswa dari siklus ke siklus terdapat peningkatkan
hal ini juga dapat dilihat dari kebiasaan siswa dalam menjawab setiap
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru ketika melakukan penelitian.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi mastery
learning pada
pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII.A SMPN 14 Mataram
tahun 2010/2011.
Aswin, siswa
Kelas VII.A
SMPN 14 Mataram, Wawancara, Tanggal 20 Maret
2011).