Sabtu, 15 Oktober 2011

pelanggaran terhadap norma dalam masyarakat


/sort-popular/social-sciences/sociology/
ªa. Pelacuran
Pelacuran diartikan sebagai pekerjaan yang bersifat
menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan
perbuatan seksual dengan mendapat upah. Sebab terjadinya
pelacuran dapat dilihat dari faktor-faktor berikut.
1) Endogen dapat disebutkan karena faktor nafsu syahwat
yang besar, sifat malas, dan keinginan yang besar untuk
dapat hidup mewah.
2) Eksogen yang terutama adalah faktor ekonomis,
urbanisasi yang tidak teratur, keadaan perumahan yang
tidak memenuhi syarat misalnya masa anak-anak yang
kurang menguntungkan, pola pribadi yang kurang
dewasa.
b. Delinkuensi anak-anak
Delinkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia
adalah cross boys dan cross girls yaitu organisasi semiformal
yang mempunyai tingkah laku yang kurang atau
tidak disukai masyarakat.Delinkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan,
pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan
obat terlarang, dan perkosaan.
c. Alkoholic
Persoalan alkoholic atau pemabuk pada kebanyakan
masyarakat tidak berkisar apakah alkohol boleh atau
dilarang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa
yang boleh menggunakannya, di mana dan dalam kondisi
yang bagaimana.
Umumnya orang awam berpendapat bahwa alkohol
merupakan suatu stimulan, padahal sesungguhnya alkohol
merupakan racun protoplasmik yang mempunyai efek
depresan pada sistem saraf, yang mengakibatkan pengguna
makin berkurang kemampuannya untuk mengendalikan
diri, baik fisik, psikologis maupun sosial.
d. Homoseksualitas
Secara sosiologis homoseksualitas adalah seseorang
yang cenderung mengutamakan orang berjenis kelamin
sama sebagai mitra seksual. Homoseksualitas merupakan
sikap-tindak atau pola perilaku para homoseksual, bagi
pelaku pria, sedang pelaku wanita disebut lesbian.
Homoseksualitas dapat digolongkan ke dalam tiga
kategori sebagai berikut.
1) Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan di
tempat tertentu.
2) Golongan pasif, artinya yang hanya menunggu.
3) Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau
melakukan tindakan-tindakan tertentu.
Homoseksualitas secara sosiologis bertolak pada
asumsi bahwa tidak ada pembawaan lain pada dorongan
seksual, selain kebutuhan untuk menyalurkan syahwat.
Oleh karena itu maka baik tujuan maupun objek dorongan
seksual diarahkan oleh faktor sosial. Seseorang menjadi
homoseksual dikarenakan pengaruh orang-orang sekitarnya,
sikap-tindaknya kemudian menjadi pola seksualnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar